Greenback Berkibar Merespons Pandangan Pejabat The Fed, Yen Terjerembab
Wednesday, May 08, 2024       05:27 WIB

Ipotnews - Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang, Selasa, terus berkibar sepanjang hari setelah investor mencerna komentar terbaru dari pejabat Federal Reserve mengenai kemungkinan jalur suku bunga.
Dalam konferensi Milken Institute, Presiden Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan bertahannya laju inflasi, yang sebagian besar disebabkan oleh kekuatan pasar perumahan, berarti bank sentral perlu mempertahankan suku bunga tetap stabil untuk "periode yang lebih panjang" dan mungkin sepanjang tahun.
Namun, Kashkari juga mengatakan masih ada kemungkinan the Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga jika inflasi kembali mereda, demikian laporan  Reuters,  di New York, Rabu (7/5) atau Kamis (8/5) pagi WIB.
Komentar tersebut muncul setelah pernyataan sejumlah pejabat the Fed, Senin, yang tampaknya cenderung mengindikasikan langkah bank sentral selanjutnya adalah memangkas suku bunga.
"Tidak ada tren yang konsisten di sini selain dari apa yang telah kita lihat dan hal itu tidak menunjukkan penurunan suku bunga seperti yang diinginkan banyak orang di pasar, dan mungkin bahkan beberapa orang di the Fed sendiri," kata Joseph Trevisani, analis FX Street di New York.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,26% menjadi 105,42, berada di jalur apresiasi harian pertama berturut-turut dalam hampir sebulan, dengan euro turun 0,18% menjadi USD1,0749.
Dolar menguat terhadap yen untuk sesi kedua beruntun karena ekspektasi perbedaan suku bunga yang besar terus berlanjut, bahkan setelah peringatan terbaru dari pejabat Jepang mengenai kesediaan mereka untuk menopang mata uangnya.
Wakil Menteri Keuangan Jepang, Masato Kanda, mengatakan negaranya mungkin harus mengambil tindakan terhadap pergerakan valuta asing yang tidak teratur dan didorong oleh spekulatif, menandakan Bank of Japan tetap siap untuk melakukan intervensi di pasar setelah dua dugaan intervensi senilai hampir USD60 miliar, pekan lalu.
Terhadap yen, dolar menguat 0,55% menjadi 154,73 setelah anjlok lebih dari 3% minggu lalu, persentase penurunan mingguan terbesar sejak awal Desember 2022.
Menyusul pertemuan kebijakan the Fed pekan lalu dan laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan, ekspektasi pasar terhadap dua kali penurunan suku bunga tahun ini meningkat, dengan potensi pemangkasan setidaknya 25 basis poin pada September saat ini sebesar 64,5%, menurut FedWatch Tool CME Group.
Dengan kalender ekonomi yang sepi sepanjang minggu ini, sorotan tertuju pada pembacaan sentimen konsumen dari University of Michigan, Jumat, sejumlah pejabat the Fed akan menyampaikan pidatonya, termasuk Gubernur Lisa Cook dan Michelle Bowman.
Dolar Aussie melemah terhadap greenback setelah Reserve Bank of Australia mempertahankan suku bunga tetap stabil dan tidak mengambil sikap hawkish, meski Gubernur RBA Michele Bullock memperingatkan risiko inflasi berada pada sisi kenaikan, menandakan kebijakan tidak mungkin dilonggarkan dalam waktu dekat.
Aussie turun 0,53% terhadap greenback di USD0,6589 setelah jatuh ke level terendah USD0,6587.
Poundsterling melemah 0,46% menjadi USD1,2503 menjelang pengumuman kebijakan Bank of England, Kamis, di mana suku bunga diperkirakan tidak akan berubah. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM